Saya suka cerita horror dan romansa.
Jendela dan Anjing
19 jam lalu
Terkadang sesuatu bisa saja mengintai kita dibalik jendela kamar tidur dan siapa sangka sesuatu dibalik itu lebih buruk dari yang kita pikirkan
Bagi mereka yang sering mengalami paranoia, kamar tidur yang memiliki jendela luar akan sangat membuat tidak nyaman, sama sepertiku. Saat aku masih kecil, aku selalu memiliki rasa takut saat hendak tidur. Bagaimana jika ada sesuatu yang menatapku dibalik tirai jendela itu? Bagaimana jika saat aku telah tertidur pulas, jendelanya belum ditutup rapat? Bagaimana nanti jika ada orang yang mencoba masuk? Dan bagaimana nanti jika saat aku membuka tirai jendelanya, ada sesuatu yang menatap balik ke arahku?
Tentu saja, semua yang kutakutkan benar-benar terjadi di hari itu. Entah mengapa rasa penasaranku sangat menggebu-gebu untuk membuka tirai jendela kamar tidurku waktu itu dan akibat perbuatanku itu, dampaknya masih membekas di belakang benakku sampai sekarang. Namun, sebelum aku menceritakan kejadian mencekam yang kualami waktu itu, aku akan mencoba menjabarkan suatu peristiwa yang pernah menggemparkan komplek perumahanku, peristiwa yang sangat teramat aneh dan besar kaitannya dengan apa yang aku lihat di malam itu, tepat dibalik tirai jendela kamar tidurku.
Kasus pencurian dan kemalingan bukanlah hal yang lumrah di daerah kami, mengingat pos ronda yang rutin diadakan oleh remaja masjid dan para orang tua yang sampai larut malam bermain catur di warung kopi, namun pada malam hari itu bukan seperti biasanya. Beberapa faktor yang membuat kasus ini di luar nalar adalah pelakunya yang tidak pernah tertangkap walaupun beberapa saksi mata yang mengatakan sering melihat seseorang berdiri di atas rumah warga atau di atas pohon-pohon yang cukup besar saat mereka jaga malam. Semua kejadian itu membuat warga sekitar selalu terjaga di malam hari, takut akan sesuatu yang bisa saja membobol masuk ke rumah-rumah warga.
Awal kejadiannya bermula saat tetanggaku satu per satu melaporkan akan kemalingan yang menimpa rumah mereka, barang-barang berharga seperti emas dan uang dikuras habis. Keluargaku juga sudah mulai ketakutan, bagaimana jika rumah kami selanjutnya? Aku yang masih belia belum menyadari teror yang kami alami saat itu. Aku bersikap seperti biasanya, belajar dan tidur tepat waktu, namun malam itu aku merasa tidak enak. Ada sesuatu yang mengusikku. Satu rumah juga terasa seperti ada sesuatu yang mengintai dari kejauhan. Ayahku masih terjaga begitu dengan ibuku. Kedua adikku telah tertidur pulas di kamar mereka. Berbeda denganku yang tidak merasakan kantuk sama sekali di hari itu. Semuanya terasa aneh yang membuatku akhirnya terus terjaga.
Lama-kelamaan, semua kekhawatiranku membuat mataku akhirnya mau terpejam, seakan lupa akan ketidaknyamanan yang kurasakan tadi. Beberapa saat kemudian aku dibangunkan oleh ibuku. “Nak, bangun.”, dia mencoba mengajakku untuk melihat dari jendela depan rumah kami. Aku melihat kerumunan warga di depan dan seseorang yang terlihat telah disekap oleh warga. Orang itu mengenakan baju serba hitam bahkan wajahnya juga tertutup. Warga terlihat gembira dicampur geram akan tertangkapnya pelaku yang dicurigai adalah dalang dibalik teror yang telah komplek kami alami. Ayahku juga keluar dari rumah dan mendekati kerumunan itu.
Sepertinya tetangga yang persis di samping rumah kami yang menjadi target pencurian selanjutnya. Para warga yang berjaga melihat bayangan hitam misterius dari atapnya dan melompat ke bawah, mereka pun mengejarnya hingga akhirnya pun tertangkap. Sampai sekarang aku masih bingung bagaimana warga menangkap seseorang yang dengan mudah menaiki atap rumah warga dan melompat ke bawah. Mereka mengatakan bahwa orang misterius itu tiba-tiba saja berlari seperti orang kebingungan, seperti dia panik seakan mencari sesuatu yang terjatuh dan akhirnya salah satu warga berhasil menangkapnya.
Malam itu semua warga pulang dengan riang gembira, lega telah menangkap tersangka yang dicurigai atas pelaku pencurian selama ini. Mereka menyerahkan pelakunya ke yang berwenang dan kembali ke rumahnya masing-masing untuk beristirahat kembali. Semua sudah terasa tenang dan aman, namun aku masih merasakan sesuatu, kekhawatiran yang sama sebelum aku tertidur tadi.
Aku akhirnya tetap terjaga sambil mendengar dengkuran ayah dan ibuku. Adikku bahkan tidak terbangunkan oleh kegaduhan yang terjadi. Aku kembali menghayal tentang kejadian yang baru saja aku lihat. Pria yang ditangkap oleh warga barusan, memakai pakaian serba hitam dengan wajah yang juga tertutup. Hal itu mengingatkanku akan acara atau film yang sering tayang di televisi. Ninja, itulah kalimat yang muncul di otakku. Apa benar ada ninja sungguhan di dunia ini? Aku kira mereka hanya berada di film saja.
Lalu tiba-tiba aku merasakan hembusan angin yang entah dari mana. Aku juga melihat tirai jendelaku yang juga ikut bergerak, walaupun aku sedang berada di dalam rumah. Aku tiba-tiba merasa ingin sekali untuk membuka tirai jendelaku, melihat apa yang berada di baliknya. Aku mencoba bangkit dari tempat tidurku dan berjalan perlahan ke arah jendela kamar tidurku untuk membukanya. Degup jantungku terasa kencang, keringatku bercucuran. Aku masih tidak tahu mengapa aku ingin membuka tirai jendela itu.
Sense of danger yang kualami saat itu sudah berada di level maksimal, aku sudah sadar bahwa apa yang kulakukan ini berbahaya, namun seperti ada sesuatu yang memanggilku dari balik tirai itu untuk membukanya. Aku akhirnya sampai di depan tirai dan membukanya. Aku melihat sesuatu yang sangat janggal di malam itu. Rumah kami dan tetanggaku dibatasi oleh dinding setinggi orang dewasa pada waktu itu. Jadi, mustahil aku bisa melihat seekor anjing terdiam berdiri di atas pembatas rumah kami dan menatapku dengan tajam.
Anjing dengan bulu yang amat hitam dan mata kuning yang menyala tajam. Kami berdua saling bertatapan, sangat tajam, aku merasa seperti waktu terhenti di malam itu. Aku merasa terpaku dan tidak bisa bergerak. Suaraku tidak mau keluar. Anjing itu kemudian mengalihkan pandangannya, berjalan, lalu melompat ke atas genteng tetangga kami. Aku masih bisa melihatnya samar-samar di atap rumah tetangga kami, seperti sedang mencari sesuatu. Kemudian, aku bergegas menutup kembali jendela kamarku dan terjun bebas ke tempat tidurku sambil menutupi wajahku dengan selimut. Malam itu akhirnya aku tidak bisa tidur sampai pagi datang.
Keesokan harinya, hal yang aneh terjadi, tetangga kami, yang rumahnya didatangin oleh anjing misterius itu tadi malam, melaporkan bahwa rumah mereka tetap terjadi kemalingan, padahal pelakunya sudah warga tangkap di malam itu juga. Beberapa warga pada akhirnya mempertanyakan tindakan mereka tadi malam, apakah mereka benar-benar telah menangkap pelakunya atau tidak.
Kalau bukan, siapakah sebenarnya pria serba hitam yang mereka tangkap kemarin malam itu? Namun, bukanlah itu yang kupertanyakan sampai hari ini. Aku hanya ingin tahu apa yang aku lihat di malam itu. Sampai sekarang aku masih merasa ngeri untuk membuka tirai jendela di malam hari, takut akan sesuatu kembali menatapku dari balik jendela itu.

Penulis Indonesiana.
1 Pengikut

Jendela dan Anjing
19 jam lalu
Seorang Pendosa yang Tidak Ingin Shalat
5 hari laluBaca Juga
Artikel Terpopuler